• Posted by : Unknown Maret 07, 2014

    Android dikenal sebagai sistem operasi yang terbuka atau disebut sebagai open-source operating system. Terlepas dari ‘kebebasan’ yang bisa didapatkan dari sifatnya tersebut, ternyata keterbukaan Android menjadikan sistem operasi paling popular di dunia tersebut tidak aman. Hal tersebut bahkan diakui sendiri oleh bos Android, Sundar Pichai, pada presentasinya di atas panggung MWC di kota Barcelona.

    “Kami tidak dapat menjamin bahwa Android itu aman, format sistem operasinya sendiri didesain untuk memberikan lebih banyak kebebasan. Ketika orang-orang berbicara mengenai 90% malware Android, mereka pasti tidak melupakan bahwa Android adalah sistem operasi paling popular di dunia. Jika saya memiliki sebuah perusahaan pembuat malware, saya juga akan menyerang Android,” tutur Pichai.

    Sekilas, pernyataan Pichai tersebut merupakan sebuah pengakuan tentang kelemahan terbesar sistem operasi buatan Google. Namun jika diteliti lebih jauh, hal tadi bukanlah hal sebenarnya yang ingin Pichai sampaikan.

    Android memang sistem operasi paling popular di dunia. Adalah hal yang sangat masuk akal jika banyak malware yang dibuat untuk menyerang Android. Yang Pichai ingin sampaikan sebenarnya adalah Android justru dipersenjatai dengan keamanan yang tinggi untuk menghindari penyerangan malware tersebut. Pichai hanya menyatakan bahwa Google tidak dapat menjamin bahwa Android itu 100% aman, seperti perusahaan lain tidak dapat menjamin hal tersebut. Kendati demikian, Google terus mengimplementasi berbagai macam langkah untuk menjaga keamanan pengguna Android salah satunya dengan memindai malware di Google Play Store dan pada perangkat pengguna menggunakan layanan Verify Apps. Google pernah menyatakan bahwa kombinasi tersebut memperkecil kemungkinan malware untuk menyerang Android.

    Keberadaan layanan Verify Apps diperuntukkan untuk fitur ‘terbuka’ yang dibanggakan Google atas Android yakni kemampuan untuk men-sideload aplikasi. Bahkan, layanan Verify Apps dibuat untuk memindai aplikasi-aplikasi yang dipasang secara sideload karena Google telah memiliki fitur pengamanan tersebut pada Google Play Store untuk meringkus malware bahkan sebelum pengguna dapat mengunduh dan memasangnya pada ponsel mereka. Google berusaha sekuat tenaga untuk melindungi penggunanya. Pertanyaannya adalah: dapatkah pengguna Android melindungi dirinya sendiri? (Dalam kasus saat mereka memutuskan untuk memasang aplikasi secara sideload)

    Pichai ingin penggunanya selalu menggunakan layanan Google yang keamanannya telah terjamin. Android memang tidak dibuat untuk menjadi sesuatu yang aman, Google Service-lah yang aman. Perlu dicatat bahwa di bawah kepemimpinan Pichai, Google Service terus di-update dengan banyak fitur. Google bahkan kini mendesak para pembuat ponsel Android untuk menggunakan Android paling baru jika ingin mendapatkan sertifikat Google Service. Tanpa Google Service, keamanan pengguna pun terancam.

    Pernyataan Pichai yang banyak disalahartikan ini sebenarnya adalah sebuah peringatan bagi konsumen untuk dengan bijak memilih layanan yang terbaik baginya. Seperti yang kita ketahui, telah banyak Android modifikasi (forked) beredar luas. Contoh Android fork yang popular adalah Amazon di Amerika dan Xiaomi di Cina. Android fork yang paling baru adalah Android yang ada pada Nokia X. Seluruh Android fork tersebut tidak memiliki layanan Google yang berarti menjadikan mereka kurang aman dibanding perangkat dengan Google Service.

    Sebelum Anda memutuskan untuk men-sideload aplikasi atau memilih perangkat tanpa Google Service, pikirkanlah lagi dengan matang.

    0 komentar

  • Copyright © 2014 - K-OS SMKTAG- All Right Reserved

    K - OS SMK-TAG Surabaya Powered by Blogger - Di Desain oleh Johanes Djogan dan Admin SMK-TAG